Dalamayat di atas, Allah memaparkan empat golongan manusia ditinjau dari sisi keturunan yang dikaruaniakan kepada mereka. 1. Allah mengaruniakan anak perempuan saja. 2. Allah mengaruniakan anak laki-lakai saja. 3. Allah mengaruniakan anak laki-laki dan perempuan. 4. Allah menjadikan seseorang mandul, tidak beranak. RencanaAllah untuk menjadikan keluarga sebagai wadahNya telah ditetapkan bakan sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Sampai hari ini, rencana Tuhan bagi setiap pasangan Kristen adalah agar pasangan tersebut menghasilkan anak-anak Tuhan yang memiliki rasa tanggung jawab atas ciptaanNya. 3. Kesatuan, keintiman dan persahabatan Mengucapsyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki allah di dalam kristus yesus bagi kamu. Kemudian kita dapati anggota keluarga kita dalam keadaan sehat,. Sebab itulah yang dikehendaki allah di dalam kristus yesus bagi kamu. Dari rasa syukur yang amat mendalam itu paulus tiba pada kesadaran dan keyakinan . PentingnyaPendidikan Aqidah Dalam Keluarga. Luqmanul Hakim adalah sosok manusia biasa diberi hikmah oleh Allah sehingga mempunyai derajad kenabian. Namanya diabadikan didalam Alquran, beliau mempunyai prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran terhadap keluarga. Apa pelajaran pertama yang disampaikan kepada anak-anaknya, beliau 18 Keluarga yang kuat harus memiliki prinsip, yaitu: 1) Semua harus sudah lahir baru – Yoh. 3:3, 7; 2) Dibaptiskan, bersaksi bahwa hidup lama Anda sudah mati bersama Kristus dan dibangkitkan kembali dalam hidup yang baru untuk melakukan kehendak Allah – Rm. 6:3-5; 3) Serahkanlah diri Anda masing-masing untuk berlaku yang benar – Rm. 12:1 Maryammenjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” (QS. Ali Imran: 37) “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Halini adalah suatu kehormatan untuk setiap istri yang melakukan kehendak Allah untuk tunduk kepada suami. Dalam ayat yang ke-31, dipertegas bahwa ini semua adalah kehendak Allah sejak awal. Dan untuk para suami, disebutkan tanggungjawabnya dari ayat yang ke-25 sampai ayat ke-30, suami harus mengasihi istri mereka. Ayattentang keluarga sakinah tersebut mencantumkan bahwa keluarga sakinah yang dikehendaki fitrah manusia dan agama ialah terwujudnya suasana keluarga yang satu tujuan. Apa yang dimaksud satu tujuan adalah selalu berkumpul dengan baik, rukun, dan akrab dalam kehidupan sehari-hari. Artinya Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS. Ali Imran: 6) Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa ruh (nyawa) yang ditiupkan malaikat merupakan atas izin dan perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur’an telah tergambarkan bahwa Berapalama nabi saw berdakwah di madinah. Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Makkah selama tiga belas tahun penuh dengan rintangan dan Allah Swt. dalam Q.S. An-Najm ayat 62 pernah memerintahkan Rasul agar hijrah ke Abasya pada tahun keempat kenabiannya. “Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah secara terang-terangan di Makkah selama Diantara yang dijadikan Islam sebagai tujuan berumah tangga dan dibentuknya sebuah keluarga adalah untuk memperbanyak umat Muhammad r. Karena itu ketika datang seorang pria menghadap beliau dan mengatakan: “Aku mendapatkan seorang wanita yang memiliki kecantikan dan keturunan namun ia tidak dapat melahirkan (mandul), apakah boleh Kitaharus nampak, ketika seseorang diselamatkan, ia mengha­dapi dua aspek: aspek individu (perorangan) dan as­pek korporat (banyak orang). Pada aspek individu me mang Anda dapat menerima hayat (kehidupan) Tuhan ke dalam Anda, Anda dapat bersekutu. dengan Tuhan seorang diri, Anda juga dapat berdoa seorang diri. Anda dapat percaya Tuhan seorang diri 1 Pertama, kita harus mengetahui apakah kehendak Allah itu, yaitu kehendak-Nya yang sempurna sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab (termasuk Taurat-Nya). Karena hari-hari ini adalah jahat, kita harus mengerti "kehendak Tuhan" ( Ef 5:17 ). 2) Setelah kita tahu dari kehendak Allah yang dinyatakan bagaimana Allah menginginkan kita hidup sebagai PENDAHULUAN 1. KATA PENGANTAR. Sebagaimana yang kita ketahui, dalam Kejadian 2 : 18 , Tuhan Allah berfirman : “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia” Dari nats tersebut dapat kita ketahui bahwa terbentuknya keluarga Kristen merupakan inisiatif Allah itu sendiri. keluargaperlu ditata untuk mencerminkan atau mereleksikan kasih Allah yang memberikan pengasuhan secara isik, mentalemosional, sosial, spiritual rohani kepada para anggotanya. Hal ini juga dikenal sebagai kasih Allah yang bersifat holistik. XA59r. Many problems occur in Christian marriages and families. One of the main causes of the many problems that plague Christian marriages and some divorces is the lack of understanding of the meaning of the vision and mission of marriage as God's design. Christian marriage vocation should reflect a holistic unity. Christian families must be alert to the challenges they face. The method in this research is a qualitative methodology with a literature study approach. As for the results of this study, there are five implications of understanding the meaning of the vision and mission of the family designed by God in Christian family education, namely First, the means for parents to help children's perspective. Second, build a strong and healthy and successful marriage vision. Third, make wise marriage choices. Fourth, take root, grow, and bear fruit with a partner. Fifth, serve the permasalahan terjadi dalam pernikahan dan keluarga Kristen. Salah satu penyebab utama banyaknya persoalan yang melanda pernikahan Kristen dan beberapa perceraian karena kurangnya memahami makna visi dan misi pernikahan sebagai rancangan Allah. Panggilan pernikahan Kristen seharusnya dapat mencerminkan kesatuan yang besifat holistis. Keluarga Kristen harus waspada terhadap tantangan yang dihadapi. Metoda dalam penelitian ini adalah dengan metodologi kualitatif pendekatan studi pustaka. Adapun hasil dari penelitiam ini adanya lima implikasi dari pemahaman makna visi dan misi keluarga rancangan Allah ini dalam pendidikan keluarga Kristen yaitu Pertama, Sarana orang uua membantu cara pandang anak. Kedua, Membangun visi pernikahan yang kuat dan sehat serta berhasil. Ketiga, Membuat pilihan pernikahan yang bijak. Keempat, Berakar, bertumbuh, dan berbuah bersama pasangan. Kelima, Melayani pasangan Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 120 Edisi Volume 2 Nomor 2 Deember 2021 Jurnal Teologi Praktika Sekolah Tinggi Teologi Tenggarong p-ISSN 2722-8916, e-ISSN 2722-8908 Edisi Volume 2, Nomor 2, Desember 2021 halaman 120-131 Keluarga Rancangan Allah Dan Implikasinya Dalam Pedidikan Keluarga Kristen Tri Astuti Yeniretnowati Sekolah Tinggi Teologi Ekumene, Jakarta triastuti Yakub Hendrawan Perangin Angin Sekolah Tinggi Teologi Ekumene, Jakarta yakubhendrawan Abstract Many problems occur in Christian marriages and families. One of the main causes of the many problems that plague Christian marriages and some divorces is the lack of understanding of the meaning of the vision and mission of marriage as God's design. Christian marriage vocation should reflect a holistic unity. Christian families must be alert to the challenges they face. The method in this research is a qualitative methodology with a literature study approach. As for the results of this study, there are five implications of understanding the meaning of the vision and mission of the family designed by God in Christian family education, namely First, the means for parents to help children's perspective. Second, build a strong and healthy and successful marriage vision. Third, make wise marriage choices. Fourth, take root, grow, and bear fruit with a partner. Fifth, serve the couple. Keywords Vision, Mission, Christian Marriage, Christian Education, Family Education Abstrak Banyak permasalahan terjadi dalam pernikahan dan keluarga Kristen. Salah satu penyebab utama banyaknya persoalan yang melanda pernikahan Kristen dan beberapa perceraian karena kurangnya memahami makna visi dan misi pernikahan sebagai rancangan Allah. Panggilan pernikahan Kristen seharusnya dapat mencerminkan kesatuan yang besifat holistis. Keluarga Kristen harus waspada terhadap tantangan yang dihadapi. Metoda dalam penelitian ini adalah dengan metodologi kualitatif pendekatan studi pustaka. Adapun hasil dari penelitiam ini adanya lima implikasi dari pemahaman makna visi dan misi keluarga rancangan Allah ini dalam pendidikan keluarga Kristen yaitu Pertama, Sarana orang uua membantu cara pandang anak. Kedua, Membangun visi pernikahan yang kuat dan sehat serta berhasil. Ketiga, Membuat pilihan pernikahan yang bijak. Keempat, Berakar, bertumbuh, dan berbuah bersama pasangan. Kelima, Melayani pasangan. Kata-kata kunci Visi, Misi, Pernikahan Kristen, Pendidikan Kristen, Pendidikan Keluarga Article History Tri Astuti & Yakub, Keluarga Rancangan Allah Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Keluarga Kristen 121 Pendahuluan Berbagai macam alasan yang membuat seseorang memutuskan menikah. Diantaranya adalah karena Pertama, ingin berbagi hidup dengan seseorang. Kedua, ingin ada seseorang yang membahagiakan dirinya. Ketiga, ingin menghabiskan hidup dengan seseorang yang dicintai dan mencintai dirinya. Keempat, tidak ingin menjalani hidup ini seorang diri. Kelima, ingin mendapatkan rasa aman dalam hubungan yang permanen. Semua itu adalah hal-hal yang menguntungkan yang dapat diperoleh dari pernikahan, namun tak satu pun yang dapat menjadi landasan yang kuat bagi pernikahan. Banyak orang tertarik menikah tanpa benar-benar menyadari konsekuensinya bagi hidupnya. Akibatnya, banyak pasangan yang terkejut dan kecewa setelah menikah Wright 2004a. Fakta terjadinya serta persentase tingkat perceraian yang terjadi diantara orang Kristen menunjukkan betapa sangat pentingnya persiapan dilakukan dengan baik sebelum pernikahan berlangsung Parapak 2019. Perceraian, kawin lagi, kurangnya komunikasi, dan kompleksitas dalam kehidupan sehari-hari merusak rancangan Tuhan untuk pernikahan dan keluarga orang percaya juga berada dalam keadaan yang menyedihkan Family 2003. Konsep dan lembaga pernikahan dan keluarga sedang menghadapi tantangan berat. Perceraan meningkat tajam. Pernikahan antar sesama jenis diperbolehkan dan dilaksanakan termasuk oleh bebeapa gereja. Perselingkuhan sudah merajalela. Dalam situasi seperti inilah orang percaya perlu kembali kepada Alkitab, guna memahami hakikat pernikahan dan keluarga yang diciptakan, dirancang oleh Allah sendiri. Langkah pertama, orang percaya seyogianya memahami manusia itu sendiri, yang terlibat dalam pernikahan Parapak and LIFE 2019. Sayang sekali, kebanyakan pria tidak banyak memiliki visi untuk hidupnya Don and Meredith 2006. Banyak pasangan memasuki pernikahan tanpa visi, tanpa tujuan yang jelas, hal ini mungkin karena jatuh cinta, tidak menggumuli tujuan hidup pribadi dan keluarga. Ada juga pasangan yang memasuki pernikahan dengan idealisme akan menikah dengan orang yang sempurna. Ternyata kenyataan berbicara lain, banyak kekecewaan karena pasangannya tidak sempurna Parapak and LIFE 2018. Dalam 20 atau 30 tahun, visi keluarga dapat membuat perbedaan antara keluarga bahagia dan keluarga yang hancur Slayton and Slayton 2016. Cara terbaik untuk mulai merancang masa depan bersama adalah memutuskan sekarang visi untuk pernikahan suami dan istri Mathis and Mathis 2010. Ada ungkapan klise yang masih sama benarnya hingga saat ini, yaitu Sebuah pernikahan yang manis adalah jarak paling dekat dari dua orang dengan sorga tetapi sebuah pernikahan yang buruk adalah jarak paling dekat dari dua orang dengan neraka. Masalah-masalah semacam ini biasanya muncul dari upaya membangun hidup tanpa visi, tanpa misi, dan tanpa sesuatu yang sebenarnya bukan saja memapankan sebuah hubungan, tetapi juga menjaga setiap individu tetap saling mengasihi satu sama lain hingga lima puluh dan enam puluh tahun berikutnya. Hal ini tidak akan tercapai jika menikah tanpa berbagi visi, misi yang sama Thomas 2014. Pernikahan diciptakan untuk persekutuan, penyatuan dua orang, dua kehidupan, dan dua tujuan hidup. Pernikahan tidak diciptakan untuk stabilitas ekonomi atau sosial, kepuasan emosional atau jasmaniah, atau bahkan untuk kelangsungan dari ras manusia, meskipun ini adalah produk 122 Edisi Volume 2 Nomor 2, Desember 2021sampingan yang indah dari pernikahn yang sehat, sama seperti tujuan untuk berbagi keintiman Paul and Tsika 2012. Alkitab mengajarkan bahwa pernikahan adalah komitmen public antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menjadi satu dan tetap saling setia hingga ajal. Sebuah keluarga baru dimulai pada saat seorang laki-laki dan perempuan menikah. Allah merencanakan pernikahan dan keluarga untuk menjadi fondasi seluruh masyarakat di sepanjang sejarah. Saat ini, dalam setiap budaya dunia, terdapat pernikahan dan keluarga. Keluarga masih sering keluar dari rencana Allah Goodall and Goodall 2010. Keluarga kini berada di bawah tekanan, ancaman, dan bahkan serangan, Di satu sisi, karena berbagai alasan sosio-ideologis dan bahkan teologis, banyak orang yang menganggap keluarga sebagai sekadar institusi sosial peninggalan zaman dulu yang tidak perlu dipertahankan lagi. Di sisi lain, karena kesibukan karir atau kenyataan-kenyataan hidup lainnya, banyak orang yang tetap menjalani kehidupan keluarga namun mulai mengacuhkan dan tidak lagi menganggap serius arti penting keluarga. Keluarga ditolak, diabaikan, dan dilecehkan karena berbagai alasan Hidayat, Cunningham, and Cunningham 2006. Metode Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Pertama, mengupas konsep makna visi dan misi keluarga rancangan Allah dari berbagai teori dan para ahli pernikahan Kristen. Kedua, menganalisis tentang implikasi dari makna visi dan misi keluarga rancangan Allah dalam pendidikan keluarga Kristen. Sumber utama dari pembahasan konsep dan analisis implikasinya judul penelitian ini berasal dari beberapa sumber yang relevan, hasil penelitian dari jurnal dan buku teks yang sesuai. Semua sumber selanjutnya dianalisis dengan cara mencermati hubungan dan kecocokan dengan tema penulisan. Hasil analisis selanjutnya diuraikan secara deskriptif dan sistematis Zaluchu 2020. Hasil dan Pembahasan Rancangan Allah Untuk Pernikahan Lembaga pernikahan adalah salah satu karunia ajaib dan abadi dari Sang Pencipta bagi umat manusia. Tuhan mengumumkan penahbisan keluarga, jauh sebelum Allah menetapkan dua lembaga besar manusia yang lain, yaitu gereja dan pemerintahan Dobson 2007. Alkitab menyatakan bahwa Allah melaksanakan kehendak-Nya melalui dan di dalam pembentukan keluarga Tong 2011. John Piper dengan tegas menyatakan bahwa hal yang paling mendasar yang dapat disaksikan di Alkitab terkait pernikahan adalah bahwa pernikahan itu karya Allah. Dan hal utama yang dapat dilihat di Alkitab tentang pernikahan adalah bahwa pernikahan itu untuk kemuliaan Allah Piper 2012. Ketika Allah menciptakan pernikahan yang pertama, Adam dan Hawa, Allah berkata bahwa tidak baik bagi seorang manusia untuk hidup sendiri Kej. 218. Karena semua manusia dibuat serupa dengan gambar-Nya, gambar Tuhan yang memiliki hubungan satu sama lain, Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang bekerja sama tanpa mementingkan diri sendiri demi kepentingan umat manusia dan tercapainya rencana Bapa. Oleh Tri Astuti & Yakub, Keluarga Rancangan Allah Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Keluarga Kristen 123 karena itu manusia diciptakan untuk menjadi serupa dengan Allah, ada kerinduan di lubuk hati yang dalam untuk memiliki hubungan yang mendalam dan intim. Pernikahan mendekatkan dua orang yang unik dan menyatukan jiwa serta tubuh masing-masing untuk sebuah tujuan yang sama sepanjang sisa hidup keduanya. Pernikahan adalah kontrak secara resmi, sosial, dan rohani antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan merupakan janji ilahi yang dibuat di hadapan Allah. Ini adalah komitmen satu sama lain, ikrar untuk hidup bersama, saling melayani, dan tetap setia satu sama lain. Pernikahan juga merupakan cara Allah untuk menunjukkan kasih-Nya bagi manusia dan rencana-Nya bagi pernikahan kepada dunia, dan membantu pasangan suami istri menjadi lebih serupa dengan Dia. Pernikahan adalah bekerja dengan karakter, cinta, kasih karunia, dan pengampunan dari masing-masing pasangan pasangan yang bertumbuh melalui kesalahan keduanya. Pernikahan melibatkan dua orang yang tidak sempurna dan menempatkan keduanya dalam hubungan yang berkomitmen agar keduanya data bertumbuh bersama dengan aman serta dewasa sementara keduanya menangani ketidaksempurnaan dan permasalahan. Pernikahan mengejawantahkan tindakan memberi, menolong, memercayai, mengampuni, memerhatikan, mempelajari, dan menjalani suka duka kehidupan Mathis and Mathis 2010. Sebab sejatinya peran keluarga harus memperlengkapi diri dan membawa keluarga untuk bertumbuh dalam pengharapan kepada Tuhan Arifianto 2020. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah Kej. 126. Allah juga menciptakan lembaga perkawinan sebagai institusi pertama untuk melengkapi kesempurnaan ciptaan-Nya karena Allah melihat tidak baik bagi manusia seorang diri Kej. 218. Allah pencipta institusi keluarga dengan visi Allah sendiri, yaitu anak cucu manusia Kej. 128. Sebab sejatinya keluarga lahir dari rencana yang sangat indah dari Tuhan yang membawa dampak baik bagi manusia itu sendiri Angin, Yeniretnowati, and Arifianto 2020. Oleh Karena itu dalam keluarga yang dinyatakan sama seperti hubungan suami istri seperti Kristus dan jemaat, jemaat sangat dikasihi dan Kristus rela berkurban untuknya; dan masing-masing pihak suami dan istri agar semakin serupa dengan Kristus Flp. 310. Karena natur dosa manusia, maka kehidupan perkawinan yang kudus, yang diciptakan Tuhan, pada kenyataannya jauh dari visi Allah. Hubungan antara suami istri yang banyak bermasalah adalah antara orang tua dan anak Kej. 2519-31. Paulus dalam suratnya Efesus 522-31, menegaskan kembali system keluarga Kristen dan menggarisbawahi hubungan cinta kasih antara suami dan istri, di mana suami berperan sebagai kepala keluarga. Oleh karena natur keberdosaan manusia, maka cinta kasih gampang luntur oleh usia, komitmen kemenyatuan mejadi renggang, maka Paulus ke jemaat di Roma menasihatkan “berubahlah oleh pembaharuan budimu” Rm. 122. Atas prinsip pembaruan inilah keluarga seharusnya terus-menerus menggelorakan semangat dan komitmen pembaruan untuk mewujudkan visi dan misi perkawinan sesuai dengan amanat Firman Tuhan bagi keluarga orang percaya Parapak and LIFE 2018. Perkawinan terbentuk dalam suasana kudus tanpa dosa, dan disanalah manusia Adam begitu bersyukur mendapatkan seorang penolong yang sepadan. Dalam suasana demikianlah Adam berseru penuh syukur, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku,” yang diikuti oleh pernyataan Allah bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging Kej. 223-24, Adam dan Hawa diberi mandat untuk beranak cucu dan memenuhi bumi, berkuasa atas ciptaan dan 124 Edisi Volume 2 Nomor 2, Desember 2021menaklukan bumi ciptaan Tuhan. Visi Allah akan keluarga pertama adalah menjadi kawan sekerja Allah dalam mengelola ciptaan tuhan dan setia kepada Sang Pencipta. Namun karena dosa, hubungan indah dan kudus antara manusia dan Allah terputus, sehingga manusia dan keluarganya harus menanggung akibat dosa. Visi Allah untuk menyelamatkan manusia, keluarga berdosa, tidak lenyap. Allah membuka jalan keselamatan dengan menyatakan kasih-Nya yang begitu besar dengan mengaruniakan Yesus sebagai Juru Selamat bagi manusia Parapak and LIFE 2017. Jonathan Parapak menyatakan banyak ayat dalam Alkitab terkait pentingnya pemahaman visi dan misi keluarga rancangan Allah, diantaranya dalam Kejadian 126-28; Kejadian 218-25; Kejadian 2519-31; Yosua 241-18; Efesus 522-31; Roma 121-2 dan Filipi 31-16, beberapa ajaran pokoknya, adalah Pertama, Visi mulia keluarga rancangan Tuhan, adalah keluarga kudus, yang terus memuliakan Allah dan menikmati anugerah dan penyertaan Tuhan. Kedua, Visi Allah tentang keluarga jelas, keluarga yang bersatu menjadi kawan sekerja Allah dalam mengelola ciptaan Tuhan. Keluarga dibentuk dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, bukan sesame jenis, keduanya menjadi satu dalam keintiman, satu tulang satu daging. Ketiga, Walaupun keluarga dibangun oleh manusia berdosa, Allah membuka jalan penyelamatan asalkan keluarga bertobat dan mengenyahkan berhala-berhala lain dan kembali hanya menyembah Allah dalam Kristus. Keempat, Karena keberdosaan, keluarga menghadapi banyak cobaan dan tantangan. Yosua menegaskan keyakinan dan pilihannya untuk beribadah kepada Allah saja bersama keluarganya apapun tantangannya. Kelima, Paulus menjadi contoh hamba Tuhan yang visinya jelas dan tegas serupa dengan Kristus, termasuk dalam kematian-Nya Parapak and LIFE 2017. Keenam, Visi keluarga rancangan Allah adalah keluarga yang memuliakan Allah, kesatuan yang paripurna untuk menghasilkan keturunan dan ikut bersama Allah dalam mengelola ciptaan. Hal itu selaras dengan pernyataan Sibarani bahwa rancangan Allah bagi rumah tangga Kristen dapat diwujudnyatakan untuk kemuliaan-Nya Sibarani and Arifianto 2020. Ketujuh, Sistem keluarga dengan ordo yang dikehendaki Tuhan terlaksana dalam suatu hubungan kasih yang luar biasa seperti kasih Kristus akan Jemaat-Nya. Kedelapan, Karena natur dosa manusia, maka keluarga dapat terpuruk dalam berbagai persoalan hubungan anak dengan ayah, anak dengan ibu, bahkan antar saudara. Oleh karena itu, Firman Tuhan mengingatkan agar setiap anggota keluarga untuk terus mengalami pembaruan, supaya dapat kembali mempersembahkan keluarga sebagai ibadah yang hidup, kudus dan diperkenankan Allah. Kesembilan, Keluarga terus berupaya supaya getaran visi terus hidup untuk mendorong keluarga terus semakin diperkaya dan disempurnakan untuk memuliakan Tuhan. Kesepuluh, Pengalaman Ishak dengan istri dan anak-anaknya menjadi pelajaran bagi keluarga sekarang ini untuk tidak membiarkan keluarga rusak oleh karena perilaku yang tidak diperkenankan Allah Parapak and LIFE 2018. Keterlibatan Allah merupakan faktor penting dalam pernikahan dan keluarga. Allah adalah mitra senior di dalam janji nikah orang Kristen yang akan menolong orang percaya untuk memenuhi janji pernikahan dan menolong pernikahan dan keluarga dalam situasi untuk kebaikan. Bagian orang percaya adalah taat kepada Allah dan hukum-hukum-Nya. Kegagalan untuk menjadi setia akan membawa keluarga kepada kehancuran. Ketika keluarga diserang, ketika media dan segmen lainnya dari budaya bertolak belakang dengan ajaran Alkitab tentang Tri Astuti & Yakub, Keluarga Rancangan Allah Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Keluarga Kristen 125 pernikahan dan keluarga, orang Kristen harus tetap antusias terhadap institusi pernikahan yang merupakan ciptaan Allah sendiri Fernando 2019. Visi setiap pasangan tidak akan sama, tentu saja, tetapi visi yang jelas untuk pernikahan akan memandu, mengilhami, dan memotivasi ketika pasangan suami istri bertumbuh melalui segala tekanan hidup. Bila memiliki visi hidup bersama yang positif dan menyenangkan, pasangan suami istri dapat berupaya untuk meraih sasaran itu sekalipun kondisinya sulit. Sebuah visi pernikahan lebih dari sekadar mempelajari serta mempraktikkan kecakapan dalam membina hubungan. Memahmi perspektif Allah sangat penting demi keberhasilan pernikahan. Allah sudah memberi orang percaya visi melalui firman-Nya. Allah telah memberi orang percaya definisi kasih, cetak biru-Nya untuk komitmen yang mengikat, dan rencana-Nya untuk pernikahan yang penuh anugerah Mathis and Mathis 2010. Pernikahan Sebagai Simbol Kristus dan Gereja Keagungan suami atau istri didasarkan pada bagaimana system persatuan ini mampu melambangkan hubungan antara Kristus dan Gereja Ef. 532. Kristus menyerahkan diri, dibunuh, disalibkan, dan mengalirkan darah, barulah dari situ dilahirkan gereja yang ditebus oleh darah-Nya. Demikian pula Adam, ditidurkan, dioperasi, mengalirkan darah, harus berkorban, barulah dari tulang rusuk Adam, Allah menciptakan Hawa. Jadi, bagaimana suami mencintai istri adalah seperti Kristus mencintai Gereja, rela berkorban dan rela mati. Cinta adalah menyerahkan diri demi menggenapi yang lain. Itulah cinta yang sejati Tong 2011. Pernikahan yang melambangkan hubungan Kristus dan jemaat menunjukkan suatu relasi yang bersifat eksklusif. Relasi ini tidak boleh diinterupsi oleh pihak ketiga. Alkitab menyatakan bahwa Allah sangat marah kepada segala bentuk perzinahan baik perzinahan rohani maupun jasmani, karena itu melecehkan pribadi Allah sendiri berdasarkan hubungan yang eksklusif ini Subeno 2012. Pernikahan Kristiani Adalah Sebuah Komitmen Firman Allah menunjukkan bahwa komitmen pernikahan itu kudus sekaligus praktis. Allah menggunakan hubungan pernikahan untuk menggambarkan hubungan-Nya dengan Gereja sebagai mempelai wanita-Nya. Allah berkomitmen untuk mencintai tanpa syarat. Janji pernikahan suami istri merupakan komitmen seorang kepada yang lain, sangat penting bagi Allah Ef. 521-31; Why. 2217; Mat. 915. Pernikahan kristiani adalah sebuah komitmen yang mencakup tiga pribadi, yakni suami, istri, dan Yesus. Pernikahan adalah ikrar untuk saling setia dan tunduk. Pernikahan adalah kesempatan bagi masing-masing pribadi untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya.Wright 2013 Hidup pernikahan kristiani adalah kehidupan yang berciri berkomitmen secara total. Hubungan pernikahan Kristiani adalah hubungan pernikahan seumur hidup berdasarkan komitmen secara total. Hubungan ini digambarkan rasul Paulus dalam Efesus 521-23 seperti hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Kristus rela berkurban demi jemaat-Nya. Kasih Kristus adalah kasih tanpa pamrih, bahkan Yesus berjanji untuk senantiasa menyertai umat-Nya. Rasul Paulus mengajarkan suami istri perlu saling mengasihi seperti Kristus telah mengasihi orang percaya. Kasih itu seperti kasih yang tertera dalam 1 Korintus 134-7. Kristus telah mencintai seseorang meskipun seseorang itu telah tidak setia dalam mengikuti-Nya. Menurut Paulus 126 Edisi Volume 2 Nomor 2, Desember 2021orang yang percaya bersatu bersama Kristus Soesilo 2010. Pernikahan dimaksudkan untuk menjadikan sebuah hubungan antar manusia yang merefleksikan komitmen Tuhan kepada orang percaya Janssen 2010. Pentingnya Visi Misi Keluarga Kitab Amsal 2918 mengatakan, “Bila tidak ada wahyu visi, menjadi liarlah Demikian juga sebuah keluarga yang tidak berbagi visi untuk masa depan berisiko menjadi liar dan akhirnya binasa. Visi keluarga membantu melewati badai yang menerjang keuarga. Visi keluarga juga membantu untuk mengutamakan komitmen antar anggota keluarga dan mendorong untuk tidak terlalu patah semangat., ketika ada kesalahan yang anggota keluarga lakukan. Melalui visi bersama, suami istri telah menempatkan diri dalam perjanjian, karena Perjanjian Lama mengajarkan, “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Am. 33. Dan seperti Yesus sendiri katakana, “dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan” Mrk. 325. Sebuah visi bersama adalah kekuatan pemersatu yang kuat untuk keluarga. Hal ini dapat membantu keluarga melewati masa sulit bersama-sama. Sebuah visi keluarga mengingatkan anggota keluarga pada apa yang benar-benar penting, dan apa yang tidak. Visi keluarga dapat berfungsi sebagai pemersatu dan jarring pengaman Slayton and Slayton 2016. Visi keluarga adalah rencana tindakan berdasarkan keyakinan dan harapan bersama akan di mana orang ingin berada sebagai sebuah keluarga. Visi ini menguatkan filosofi keluarga dan mengartikulasikan tujuan dan aspirasi bersama setiap orang Slayton and Slayton 2016. Visi, dalam keadaan baik maupun buruk, membuat keluarga dapat terus begerak maju bersama-sama. Visi tersebut membantu keluarga menjaga pandangan pada tujuan akhir. Dalam cara yang sama, visi bersama dapat membantu keluarga menjadi sukses. Visi yang dibagikan memberi setiap anggota keluarga rasa saling memiliki yang lebih kuat, karena menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Hal ini terutama membantu di masa-masa yang sulit. Sebuah visi keluarga bersama membantu setiap anggota keluarga untuk tidak putus asa dan tidak menyerah pada diri sendiri atau terhadap satu sama lain. Sebuah visi keluarga berfungsi untuk menjaga keluarga fokus pada apa yang penting dalam hidup, dan apa yang tidak Slayton and Slayton 2016. Sebuah rumah yang dibangun di atas dasar Matius 633, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” adalah rumah yang kokoh. Sementara ayat ini mengandung perintah, ayat ini pun memiliki janji luar biasa bagi hidup penuh kelimpahan dan makna. Ketika sepasang suami istri berkomitmen pada Kristus, bertumbuh bersama di dalam Tuhan, saling mendukung satu sama lain dalam perjalanan rohani, membesarkan anak-anak dalam takut akan Tuhan, saling mengasihi satu sama lain karena mengasihi Tuhan, maka sukacita akan berlimpah dan mujizat terjadi. Orang-orang egois berubah menjadi sekumpulan pelayan. Anak-anak yang mementingkan diri sendiri bertumbuh menjadi pekerja-pekerja kerajaan sehari-hari dipenuhi dengan lakon menggairahkan dalam membangun sebuah kerajaan. Memang ada banyak kesalahan, banyak pertobatan, berkali-kali frustasi, rasa sakit, dan bahkan keraguan. Tetapi pada akhirnya, hadirat Allah manang, orang-orang diubahkan, pekerjaan Allah diselesaikan, dan ujian berhasil Tri Astuti & Yakub, Keluarga Rancangan Allah Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Keluarga Kristen 127 dilewati. Jika dua orang berdiri bersama disekeliling misi ini dan jika keduanya membuat pilihan pernikahan berdasarkan pada pribadi terbaik dengan siapa keduanya dapat mewujudkan misi ini, kemungkinan terbesar keduanya akan mengalami pernikahan yang memenuhkan dan membangun jiwa Thomas 2014 Visi orang percaya bagi keluarga harus berasal dari hati Allah sendiri, karena itulah yang akan menyukakan hati Allah. Karena itu, kini orang percaya perlu melihat lebih jauh dasar alkitabiah bagi keluarga Hidayat et al. 2006. Misi sebuah keluarga dibentuk saat keluarga Kristen menetapkan apa yang dianggap berharga dalam pernikahan, dalam mengasuh anak, cara mendapatkan dan mengelola uang, etika kerja, tradisi, hubungan dengan orang-orang di luar keluarga inti, terutama saat menjangkau orang lain dengan kasih Yesus Stoop and Stoop 2008. Menemukan misi sebuah keluarga membantu pasangan Kristen untuk menetapkan prioritas-prioritas dan membuat pilihan-pilihan yang menentukan bagaimana keluarga Kristen memanfaatkan waktu dan uang, dan apa yang akan diajarkan kepada anak-anak. Hal ini juga memberikan pasangan kristiani tujuan melampaui keadaan dirinya. Misi keluarga memantapkan dan menguatkan bahtera rumah tangga orang percaya Stoop and Stoop 2008. Keluarga Beribadah Kepada Allah Dalam keberdosaan, umat pilihan Tuhan yang mengalami anugerah dan penyertaan tuhan, dibebaskan dari perbudakan di bawah pimpinan Musa dan Yosua. Umat Tuhan sering memberontak, memilih menyembah allah lain, namun Tuhan terus mengasihi dan melepaskannya dari berbagai bahaya dan kehancuran. Yosua mengumpulkan umat Israel di Sikhem dan menantang untuk hanya beribadah kepada Allah. Allah mengingatkan umat tentang visi Allah untuk umat Yidup beribadah di tanah perjanjian. Yosua menyatakan visi hidupnya dengan menegaskan bahwa Yosua dan keluarganya akan beribadah kepada Allah Israel. Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi juga menyatakan apa yang menjadi visi hidupnya, yaitu semakin serupa dengan Kristus Parapak and LIFE 2017. Implikasinya Bagi Pendidikan Kristen Sarana Orang Tua Membantu Cara Pandang Anak Sebuah visi keluarga membantu orang tua menciptakan cara pandang yang membuat anak-anak merasa punya tempat dan tujuan. Orang tua ingin anak-anaknya tahu kalau anak-anak merupakan bagian integral dari keluarga, dengan peran yang hanya dapat dilakukan oleh dirinya saja. Berkomunikasi dengan anak-anak untuk membahas tujuan dan rencana keluarga membantu memberikan anak-anak perasaan bahwa anak-anak memiliki peran dalam kehidupan, bahwa hidup ini berharga, dan bahwa anak-anak adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Saat anak-anak tumbuh dewasa, anak-anak akan memiliki lebih banyak masukan untuk membentuk visi keluarga. Akhirnya anak-anak akan mengembangkan visi keluarganya sendiri, proses ini akan jauh lebih mudah dibuat jika anak-anak telah mengalami hidup dalam sebuah keluarga yang memiliki satu visi Slayton and Slayton 2016. Membangun Visi Pernikahan Yang Kuat dan Sehat serta Berhasil Semua anggota keluarga dapat bersama mengambil waktu untuk mulai mengembangkan visi keluarga. Kesempatan ini dapat membantu anggota keluarga untuk mengingat mengapa 128 Edisi Volume 2 Nomor 2, Desember 2021awalnya ingin menjadi keluarga dan apa yang akan keluarga lihat di masa depan Slayton and Slayton 2016. Pernikahan yang kuat, intim, dan menghormati Tuhan, yang mengarah pada kemitraan jangka panjang serta hubungan yang menumbuhkan rasa kesatuan, itu adalah sesuatu yang dibangun dan memerlukan jangka panjang. Intinya sebuah pernikahan yang baik bukanlah sesuatu yang begitu saja ditemukan, melainkan sesuatu yang pasangan suami istri harus bangun. Sebuah hubungan, menurut definisnya, tidak dapat ditemukan; hubungan harus dibangun. Membangun hubungan membutuhkan dua orang yang saling mengenal satu sama lain dan kemudian setiap hari keduanya harus memilih untuk tetap terhubung. Keintiman dianyam serajut demi serajut, melalui waktu berbagi secara verbal, doa bersama, tindakan kasih, saling melayani, pernyataan komitmen, dan membangun pemahaman melalui komunikasi secara teratur, serta menempuh pengalaman bersama Thomas 2014. Pernikahan yang berhasil selalu merupakan proses pertumbuhan yang menuntut komunikasi yang jujur, terbuka, transparan, dan berani.Paul and Tsika 2012 Membuat Pilihan Pernikahan Yang Bijak Imbalan dari membuat pernikahan yang bijak sungguh mengagumkan. Jika pasangan tetap berakar di dalam Kristus, sepenuhnya menetapkan pikiran, dan menggunakan sumber daya yang ada, baik bimbingan Allah, Firman Tuhan, keluarga, gereja, dan rekan-rekan yang bijak, kemudian mendekati keputusan ini dengan sepenuh maksud, tujuan, dan hikmat, maka kemungkinan terbesar adalah pasangan suami istri Krosten akan memasuki pernikahan yang kaya, memuaskan, serta menumbuhkan jiwa. Sebuah pernikahan yang membuahkan hidup, semangat, keintiman, memori sepanjang usia bersama pasangan sebagai sobat terdekat, dan sukacita melimpah dalam membangun sebuah keluarga bersama-sama. Hidup berkeluarga adalah hidup yang manis dan pernikahan yang intim bagaikan hadiah yang menakjubkan. Persahabatan yang dihasilkan dari menghadapi semua musim kehidupan bersama-sama, berdoa bersama, merawat anak-nak bersama, melayani Tuhan bersama, bersenang-senang, bercinta, pusing dan patah hati, mengatasi kemunduran dan belajar menangani kekecewaan, serta bertumbuh bersama melalui semuanya itu, mampu menciptakan ikatan yang tidak bisa ditandingi daya tarik seksual atau ketergila-gilaan romantic awal mana pun Thomas 2014. Berakar, Bertumbuh, dan Berbuah Bersama Pasangan. Bersatu dalam pernikahan merupakan suatu proses Daugherty 2006. Banyak pasangan yang telah memiliki pernikahan yang memuaskan, bahkan yang sangat istimewa tidak terjadi dengan sendirinya dan kebetulan namun harus diusahakan. Pasangan dalam pernikahan yang baik dan kuat selalu bertekad untuk belajar dan bertumbuh, mengembangkan sikap positif dan alkitabiah, serta terus-menerus mencari tahu bagaimana berbicara dengan bahasa pasangan dengan juga berusaha selalu menghargai perbedaan dan keunikan masing-masing pribadi Wright 2004b Pernikahan bukanlah sekadar suatu peristiwa dalam hidup, melainkan jalan hidup. Pernikahan mencakup keintiman di segala aspek yang harus terus dibina. Keintiman ini harus menyentuh aspek rohani, intelektual, sosial, emosi, dan fisik Wright 2004a. Rumah tangga dengan Kristus sebagai Tuhan adalah rumah tangga yang utuh di mana hal-hal rohani bukan hanya memanifsetasikan diri dalam bentuk tingkah laku rohani yang formal, bersifat agamawiah, tetapi dalam setiap aspek kehidupan termasuk dalam pekerjaan, studi, Tri Astuti & Yakub, Keluarga Rancangan Allah Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Keluarga Kristen 129 pergaulan, hobi, dan sebagaimnya. Oleh karena itu persoalan apa saja yang muncul dalam kehidupan keluarga Kristen tidak perrnah menjadi persoalan yang semata-mata rohani atau semata-mata perbedaan watak dan kepribadian. Penanganan persoalan apa saja selalu harus menjadi manifestasi dari kehidupan rohani yang sesungguhnya dari individu-individu dengan keunikan watak dan kepribadiannya Susabda 2008. Melayani Pasangan Pernikahan adalah panggilan untuk melayani, sebagaimana perintah Alkitab, “Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama” Flp. 24-9. Yesus rela merendahkan diri-Nya menjadi “hamba” karena Dia lebih memperhatikan kepentingan orang yang dikasihi-Nya daripada kepentingan-Nya sendiri. Dengan cara yang sama Rasul Paulus juga menasihati orang percaya supaya merendahkan diri seorang kepada yang lain dalam takut akan Yesus Kristus Ef. 521. Pelajaran penting janganlah pernah pasangan suami istri menuntut untuk dilayani oleh pasangannya Wright 2004a. Kristus mengasihi seseorang dengan memberikan diri-Nya sendiri, Kristus telah menyerahkan diri-Nya dengan komitmen secara total dalam hidup dan kematian-Nya. Komitmen seperti Kristus itulah yang diharapkan dalam pernikahan kristiani. Komitmen untuk mengasihi pasangannya dengan memberi dirinya, tetap saling memperhatikan dan saling mengasihi biar apa pun yang terjadi. Kasih semacam iyu hanya untuk kebaikan pasangan Soesilo 2010. Kesimpulan. Orang percaya dipanggil untuk sepadan dan menyatu dalam pernikahan. Keluarga Kristen harus berusaha mengupayakan kesatuan yang besifat holistis, yang mencakup kesepadanan spiritual, intelektual, emosional, kultural, fisik untuk memperkaya dan memperindah pernikahan. Keluarga Kristen harus waspada terhadap tantangan yang menggiurkan akan jabatan, sukses duniawi, dan mengabaikan aspek mendasar seperti kesepadanan spiritual, cinta kasih, dan pertumbuhan untuk semakin serupa dengan Kristus. Implikasi dari pemahaman makna visi dan misi keluarga rancangan Allah ini dalam pendidikan keluarga Kristen paling tidak mengandung lima hal, yaitu Pertama, Sarana orang uua membantu cara pandang anak. Kedua, Membangun visi pernikahan yang kuat dan sehat serta berhasil. Ketiga, Membuat pilihan pernikahan yang bijak. Keempat, Berakar, bertumbuh, dan berbuah bersama pasangan. Kelima, Melayani pasangan. Daftar Pustaka Angin, Yakub Hendrawan Perangin, Tri Astuti Yeniretnowati, and Yonatan Alex Arifianto. 130 Edisi Volume 2 Nomor 2, Desember 20212020. “Peran Keluarga Kristen Untuk Bertahan Dan Bertumbuh Dalam Menghadapi Tantangan Di Era Disrupsi Dan Pandemi JURNAL TEOLOGI RAHMAT 62128–41. Arifianto, Yonatan Alex. 2020. “Pentingnya Pendidikan Kristen Dalam Membangun Kerohanian Keluarga Di Masa Pandemi Regula Fidei Jurnal Pendidikan Agama Kristen 5294–106. Daugherty, Billy Joe. 2006. Pernikahan Yang Kokoh. 4th ed. Jakarta Metanoia. Dobson, James. 2007. Marriage Under Fire. 1st ed. Jakarta Immanuel. Don, and Sally Meredith. 2006. Keduanya... Menjadi Satu. 1st ed. Batam Gospel Press. Family, Tim Focus On The. 2003. The Communication Marriage Komunikasi Dalam Pernikahan. 1st ed. Jakarta Focus On The Family Indonesia. Fernando, Ajith. 2019. Aku Dan Seisi Rumahku Kehidupan Keluarga Pemimpin Kristen. 1st ed. Jakarta Literatur Perkantas. Goodall, Wayde I., and Rosalyn R. Goodall. 2010. Marriage & Family. 1st ed. Malang Gandum Mas. Hidayat, Paul, Janet Cunningham, and David Cunningham. 2006. Visi Allah Bagi Keluarga. 1st ed. Jakarta Persekutuan Pembaca Alkitab. Janssen, Al. 2010. Your Marriage Masterpiece. 1st ed. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Mathis, Dale, and Susan Mathis. 2010. Menuju Pernikahan Yang Sehat Dan Solid. 1st ed. Yogyakarta Andi Offset dan Focus On The Family. Parapak, Anne Atkinson. 2019. Hidup Bahagia Selama-Lamanya? Bahan Pembinaan Pranikah. 1st ed. Jakarta Scripture Union Indonesia. Parapak, Jonathan L., and Tim LIFE. 2017. Growing Together  Membangun Dan Memperkaya Keluarga Dalam Tuhan. 1st ed. Jakarta Literatur Perkantas. Parapak, Jonathan L., and Tim LIFE. 2018. Growing Together 3 Memperkuat Dan Memperkaya Hidup Perkawinan. 1st ed. Jakarta Literatur Perkantas. Parapak, Jonathan L., and Tim LIFE. 2019. Growing Together 1 Seni Memperkaya Dan Memperindah Hidup Perkawinan. 3rd ed. Jakarta Literatur Perkantas. Paul, and Billie Kaye Tsika. 2012. Get Married, Stay Married. 1st ed. Jakarta Immanuel. Piper, John. 2012. This Momentary Marriage. 1st ed. Bandung Pionir Jaya. Sibarani, Yosua, and Yonatan Alex Arifianto. 2020. “Studi Analisis Makna Kata ‘Berahi’ Dan ‘Berkuasa’ Dalam Kejadian 316 Dan Implikasinya Bagi Rumah Tangga Kristen Masa Sola Scriptura Jurnal Teologi 12118–34. Slayton, Marina, and Gregory W. Slayton. 2016. Be The Best Mom You Can Be - Panduan Praktis Untuk Membesarkan Anak Pada Generasi Yang Rusak. 1st ed. Jakarta Family First Indonesia. Soesilo, Vivian A. 2010. Bimbingan Pranikah. 4th ed. Malang Literatur SAAT. Stoop, David, and Jan Stoop. 2008. A to Z Pernikahan. 1st ed. Yogyakarta Andi Offset. Subeno, Sutjipto. 2012. Indahnya Pernikahan Kristen. 4th ed. Surabaya Momentum. Susabda, Yakub. 2008. Konseling Pranikah. 3rd ed. Jakarta STTRII. Thomas, Gary. 2014. The Sacred Search. 3rd ed. Surabaya Literatur Perkantas Jawa Timur. Tong, Stephen. 2011. Takhta Kristus Dalam Keluarga. 1st ed. Surabaya Momentum. Tri Astuti & Yakub, Keluarga Rancangan Allah Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Keluarga Kristen 131 Wright, H. Norman. 2004a. Komunikasi Kunci Pernikahan Harmonis. 2nd ed. Yogyakarta Gloria Graffa. Wright, H. Norman. 2004b. The Marriage Checkup. 1st ed. Jakarta Immanuel. Wright, H. Norman. 2013. So You ’Re Getting Married. 5th ed. Yogyakarta Gloria Graffa. Zaluchu, Sonny Eli. 2020. “Struktur Artikel Untuk Jurnal Ilmiah Dan Teknik Pp. 1–21 in Strategi Menulis Jurnal Untuk Ilmu Teologi, edited by S. E. Zaluchu. Semarang Golden Gate Publishing Semarang. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Pendidikan Kristen Dalam Membangun Kerohanian Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19Yonatan ArifiantoAlexArifianto, Yonatan Alex. 2020. "Pentingnya Pendidikan Kristen Dalam Membangun Kerohanian Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19." Regula Fidei Jurnal Pendidikan Agama Kristen 52 Pernikahan Yang Sehat Dan SolidDale MathisSusan MathisMathis, Dale, and Susan Mathis. 2010. Menuju Pernikahan Yang Sehat Dan Solid. 1st ed. Yogyakarta Andi Offset dan Focus On The Together Membangun Dan Memperkaya Keluarga Dalam TuhanJonathan L ParapakParapak, Jonathan L., and Tim LIFE. 2017. Growing Together Membangun Dan Memperkaya Keluarga Dalam Tuhan. 1st ed. Jakarta Literatur Together 3 Memperkuat Dan Memperkaya Hidup PerkawinanJonathan L ParapakTim LifeParapak, Jonathan L., and Tim LIFE. 2018. Growing Together 3 Memperkuat Dan Memperkaya Hidup Perkawinan. 1st ed. Jakarta Literatur Together 1 Seni Memperkaya Dan Memperindah Hidup PerkawinanJonathan L ParapakParapak, Jonathan L., and Tim LIFE. 2019. Growing Together 1 Seni Memperkaya Dan Memperindah Hidup Perkawinan. 3rd ed. Jakarta Literatur Analisis Makna Kata 'Berahi' Dan 'Berkuasa' Dalam Kejadian 316 Dan Implikasinya Bagi Rumah Tangga Kristen Masa KiniYosua SibaraniYonatan Alex ArifiantoSibarani, Yosua, and Yonatan Alex Arifianto. 2020. "Studi Analisis Makna Kata 'Berahi' Dan 'Berkuasa' Dalam Kejadian 316 Dan Implikasinya Bagi Rumah Tangga Kristen Masa Kini." Sola Scriptura Jurnal Teologi 12 The Best Mom You Can Be -Panduan Praktis Untuk Membesarkan Anak Pada Generasi Yang RusakMarina SlaytonGregory W SlaytonSlayton, Marina, and Gregory W. Slayton. 2016. Be The Best Mom You Can Be -Panduan Praktis Untuk Membesarkan Anak Pada Generasi Yang Rusak. 1st ed. Jakarta Family First Kunci Pernikahan HarmonisH WrightNormanWright, H. Norman. 2004a. Komunikasi Kunci Pernikahan Harmonis. 2nd ed. Yogyakarta Gloria WrightNormanWright, H. Norman. 2004b. The Marriage Checkup. 1st ed. Jakarta You 'Re Getting MarriedH WrightNormanWright, H. Norman. 2013. So You 'Re Getting Married. 5th ed. Yogyakarta Gloria Graffa. Pak Ato memiliki luas lahan 60 m2. Beliau akan membuat sebuah rumah berbentuk minimalis, yang memiliki 3 kamar tidur yaitu kamar utama yang memiliki u … kuran panjang 4 m dan lebar 3 m, kemudian 2 kamar anak tidur anak yang memiliki ukuran panjang satu meter kurangnya dari ukuran panjang kamar utama. Kamar mandi dengan ukuran 2 m x 1,5 m, tempat cuci dengan ukuran sama seperti kamar mandi, ruang dapur dan ruang keluarga memiliki ukuran sama yaitu 3 m x 2,5 m, kemudian ruang tamu memiliki ukuran panjang sama dengan ruang keluarga dan lebarnya setengah kurangnya dari ruang keluarga, sedangkan teras berukuran 3 m x 1 m. Tentukan rasio desain denah rumah tersebut! Pertanyaan Jawaban Alkitab mengajarkan bahwa Yesus Kristus dan Allah Bapa adalah Satu Yohanes 11-4, dan bahwa Ia adalah satu-satunya Anak Tunggal Allah Ibrani 11-4. Istilah kekeluargaan ini mengajar bahwa Allah memandang Yesus sebagai anggota keluarga. Orang percaya yang telah lahir baru diberitahu bahwa kita, juga, merupakan bagian dari keluarga ini Roma 98; 1 Yohanes 31-2. Bagaimana caranya menjadi anggota keluarga Allah? Ketika kita mendengar injil, mengakui dosa kita, dan menempatkan iman dan kepercayaan kita dalam Yesus Kristus, di saat itu kita dilahirkan ke dalam kerajaan Allah sebagai anak-anakNya dan menjadi ahli waris kekal bersama-Nya Roma 814-17. Meskipun Yesus Kristus dijuluki sebagai satu-satunya Anak Tunggal Allah, orang percaya disebut sebagai anak yang lahir ke dalam keluarga Allah yang perlu bertumbuh dewasa dalam iman Efesus 411-16, dan sebagai anak dan ahli waris yang diangkat ke dalam keluarga-Nya Galatia 44-7. Kasih karunia Allah yang tak terbatas, serta kemurahan-Nya diungkapkan di dalam Efesus 15-6, yang berkata bahwa Ia menebus orang berdosa, yang telah Ia "telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya." Sebagai anak-anak Allah, warisan apa yang akan kita terima? Tidak kurang dari kerajaan Allah Matius 2534; 1 Tesalonika 212; Ibrani 1228! Efesus 13 mengajar bahwa orang percaya telah diberkati dengan semua berkat rohani di alam surgawi di dalam Kristus. Berkat rohani ini tak terbatas, kekal, dan berdiam di dalam Kristus, dan oleh karena kasih karunia Allah kita diberi berkat-berkat ini sebagai anak-anakNya. Sebagai anak jasmani tentunya kita akan menerima warisan yang ditinggalkan orang tua kita. Namun dalam kasus rencana Allah, umat percaya telah memperoleh imbalan warisan-Nya karena dapat menikmati perdamaian dengan-Nya melalui pengorbanan Anak-Nya di atas salib. Adapun warisan lain yang berupa kediaman Roh Kudus di dalam hati kita ketika kita percaya di dalam Kristus Efesus 113-14, yang memampukan kita untuk hidup bagi-Nya sekarang juga, dan meyakinkan kita bahwa keselamatan kita sudah terjamin untuk selamanya Ibrani 724-25. Menjadi anggota keluarga Allah adalah berkat terbesar yang dilimpahkan atas orang percaya, yang seharusnya menimbulkan keharuan dan cinta yang mendalam. Kita tidak mampu melakukan apapun juga untuk melayakkan diri menerima kasih, kemurahan, dan kasih karunia-Nya; namun, kita dipanggil menjadi putra dan putri Allah yang Hidup Roma 925-26. Semoga kita menerima undangan-Nya dengan iman! English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apakah artinya menjadi bagian dari keluarga Allah? Oleh Najmah Saiidah ]لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرً KELUARGA – Sungguh melalui QS Al-Ahzab ayat 21 ini, Allah SWT menyampaikan kepada kita bahwa Rasulullah Saw. adalah contoh terbaik bagi kita. Beliau adalah orang mulia yang dipilih Allah SWT sebagai teladan bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan. Mencintai Rasulullah Saw. adalah meneladani dan melaksanakan semua syariat yang dibawa beliau tanpa kecuali. Dalam urusan rumah tangga pun tidak boleh luput. Keluarga muslim harus menjadikan Rasulullah Saw. sebagai teladan terbaik dalam hidup berkeluarga. Bagaimana beliau memperlakukan istrinya, anak-anaknya, mendidik istri dan anak-anaknya, dan berinteraksi dengan semua anggota keluarganya merupakan hal yang harus kita contoh. Sebagai bukti cinta kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah Saw. merupakan pribadi yang penyayang, dikenal sebagai sosok pelindung dan amat mencintai keluarganya. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, Rasulullah Saw. bersabda, “Khayrukum, khayrukum li-ahlihi wa ana khayrukum li-ahlikum,”. Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik kepada keluarga. Hadis ini menegaskan bagaimana perlakuan dan perhatian beliau terhadap keluarga sangatlah besar. Penuh cinta kasih, akhlak terpuji, hingga kebijaksanaan yang menaungi keluarga. Pernikahan Rasulullah, Saling Memberikan Ketenangan dan Ketenteraman Pada dasarnya, kehidupan pernikahan adalah kehidupan memberi ketenangan, sehingga terjalin persahabatan yang penuh kebahagiaan dan ketenteraman antara pasangan suami dan istri. Inilah yang terjadi dalam rumah tangga Rasulullah Saw. Hal ini tergambar dalam hadis Rasulullah Saw. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya aku akan berhias untuk istriku, sebagaimana ia berhias untukku. Aku suka jika ia menyampaikan secara bersih segala apa yang merupakan hakku atasnya sebagaimana aku menyampaikan secara bersih apa-apa yang menjadi haknya atasku.” Karenanya Allah berfirman, “Dan para wanita memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf.” Dari Ibnu Abbas, “Hak istri adalah persahabatan dan pergaulan yang baik dari suami terhadapnya setimbang dengan kewajibannya berupa ketaatan kepada suaminya.” Bergaul secara Makruf dengan Seluruh Anggota Keluarga Allah memerintahkan agar suami bergaul dengan istrinya dengan cara yang makruf, sebagaimana layaknya seorang sahabat secara sempurna. Memberikan hak-haknya, nafkah dan mahar baginya, tidak bermuka masam di hadapan istrinya dan sebaliknya, dan tidak menampakkan kecenderungan kepada wanita lain. Firman Allah, “ … Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” QS An-Nisaa’ 19. Rasulullah Saw. teladan terbaik, bergaul dengan makruf kepada keluarganya. Dari Muawiyah al-Qusyairi, Nabi pernah ditanya, “Apakah hak seorang wanita atas suaminya?” Rasulullah menjawab, “Engkau memberinya makan jika engkau makan, dan engkau memberi pakaian jika engkau berpakaian. Janganlah memukulnya pada wajah, jangan mencaci maki dan jangan menjauhinya, melainkan dalam rumah.” HR Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah. Rasulullah Saw. adalah sosok penyayang terhadap keluarganya dan ramah kepada anak-anak. Anas bin Malik berkata, “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sayang kepada keluarga, selain Rasulullah.” Keakraban beliau kepada keluarga diabadikan dalam hadis. Pernah Rasulullah mencium cucunya, Hasan bin Ali. Kejadian itu disaksikan al-Aqra bin Habis, ia pun berkomentar, “Aku memiliki sepuluh orang anak, tapi tak ada satu pun yang biasa kucium.” Rasulullah Saw. menoleh ke arahnya dan menjawab, “Siapa yang tak sayang, maka tak disayang.” HR Bukhari dan Muslim Mendidik dan Membimbing para Istrinya untuk Tetap Berjalan Sesuai Syariat Rasulullah Saw. adalah sahabat bagi istri-istrinya. Bukan pemimpin otoriter terhadap istri-istrinya, sekalipun ia seorang kepala negara, bahkan seorang Nabi. Dari Abdullah bin Abbas, bahwa Umar bin Khaththab menceritakan, “Demi Allah sesungguhnya keadaan kami ketika masa jahiliah, kami tidak pernah menyerahkan satu urusan pun kepada wanita, sampai Allah menurunkan ayat-ayat tentang mereka dan hak mereka. Saat itu saya sedang melakukan pekerjaan, kemudian tiba-tiba istriku berkata begini dan begitu’, maka aku berkata kepadanya, Apa hakmu, mengapa engkau berkata seperti ini?’ Lalu ia berkata, Sungguh aneh engkau, ya ibnu Khaththab, apa yang engkau inginkan tidak bisa dibantah, bagaimana jika seandainya engkau diperlakukan istri sebagaimana Rasulullah sampai semalaman beliau marah?’ Lalu Umar mengonfirmasi kepada Hafshah, Hai Hafshah pernahkah engkau berdebat dengan Rasulullah, sehingga ia marah semalaman?” Lalu Hafshah membenarkan. Umar berkata, Wahai anakku, ketahuilah, aku peringatkan kalian tentang siksa Allah dan akibat kemurkaan Rasulullah terhadap kalian!’ Kemudian Umar menuju rumah Ummu Salamah, menanyakan hal yang sama. Dengan sinis Ummu Salamah berkata kepadanya, Bukan main tuan ini, berani-beraninya turut campur terhadap urusan rumah tangga orang lain, sampai-sampai persoalan Rasulullah dengan istri-istrinya.’ Mendengar ucapan Ummu Salamah ini, Bukan main malunya Umar, hingga tidak bisa berkata apa pun. Lalu bergegas meninggalkannya.” HR Muslim. Dalam riwayat lain dari Ibnu Sa’ad. Ummu Salamah berkata, “Camkanlah, kalau ada yang kami katakan kepada Rasulullah itu tidak benar, maka beliaulah yang lebih berhak menanggapinya, dan kalau beliau melarang kami, maka beliaulah yang lebih berhak kami taati daripada Anda.” Dari peristiwa ini bisa diambil pelajaran, bagaimana Rasulullah memberikan ta’dib pendidikan kepada para istrinya. Beliau tidak melarang istrinya mendebatnya, tapi mendiskusikannya dengan baik selama mereka tidak membangkang. Berdiskusi dan Meminta Pendapat Istrinya Semasa hidupnya, Rasulullah biasa berbincang dengan para istri beliau. Bahkan terkadang beliau membahas berbagai persoalan penting dengan mereka. Sesungguhnya Rasulullah hendak memberi pelajaran kepada umat Islam tentang posisi penting yang dimiliki kaum wanita. Ada sebuah peristiwa besar yang selalu kita ingat, yaitu Perjanjian Hudaibiyah. Perintah Allah yang berasal dari wahyu, yang tidak dapat dimungkiri terasa berat bagi Rasulullah dan juga sebagai hantaman bagi para Sahabat, sehingga mereka tidak bersegera menyambut perintah Rasulullah Saw. Ketika melihat para Sahabat enggan memenuhi perintahnya, Rasulullah pun masuk ke dalam tenda beliau dan meminta saran kepada Ummul Mukminîn, Ummu Salamah ra. Beliau menyampaikan pendapatnya dengan penuh hormat, “Wahai Nabiyullah Sebaiknya engkau keluar dan jangan bicara pada siapa pun, tetapi langsung sembelih saja hewan kurbanmu. Setelah itu panggillah orang yang biasa mencukur rambut dan bercukur.” Maka Rasulullah pun melakukannya, tidak lama kemudian para Sahabat yang melihatnya langsung bangkit untuk menyembelih kurban dan kemudian saling bercukur. Akhirnya para Sahabat menyadari ini merupakan wahyu dari Allah SWT. Bersikap Lembut dan Bersenda Gurau dengan Anggota Keluarganya Rasul menyapa istrinya dengan sapaan hangat dan baik. Rasul menyapa Khadijah dengan sebutan “ya habibi” Wahai kekasihku. Begitu juga dengan Aisyah yang disapa dengan “ya humaira'” Wahai wanita yang pipinya kemerahan. Rasulullah berpesan kepada para suami agar tetap bersabar menghadapi sikap para wanita yang kurang disukai. “Janganlah marah laki-laki muslim/suami kepada seorang wanita muslimah istri. Jika tidak menyukai perangai darinya, maka sukailah perangai lainnya.” Banyak pula periwayatan yang menggambarkan Rasulullah bergaul dengan sangat baik kepada keluarganya, bersenda gurau, dan lemah lembut terhadap mereka. Rasulullah sering kali bercakap-cakap sebentar dengan keluarganya selepas salat Isya, sebelum beliau tidur dengan percakapan yang menyenangkan. Mengajak para Istrinya Berperang Seperti biasanya, sebelum berangkat perang, Rasulullah mengundi istrinya yang akan menyertainya berperang. Aisyah ra. berkata, “Apabila Rasulullah Saw. hendak bepergian, beliau mengundi istri-istrinya, dan siapa pun yang keluar bagiannya, maka beliau keluar bersamanya. Pernah dalam suatu peperangan, beliau mengundi di antara kami, dan yang keluar adalah bagianku. Maka aku pun keluar bersama Rasulullah Saw.” Mutaffaq Alaih Semasa itu, kepergian Rasulullah biasanya adalah untuk urusan perang atau pembebasan suatu wilayah yang telah ditaklukkan. Setelah diangkat menjadi Rasul, beliau hanya sedikit sekali bepergian untuk urusan perdagangan. Khatimah Demikian sekelumit kehidupan pernikahan Rasulullah Saw., sebuah kehidupan pernikahan yang penuh dengan kecintaan dan kasih sayang, saling memberikan ketenangan dan ketenteraman yang satu dengan yang lainnya. Rasulullah sebagai suami tidak bertindak otoriter terhadap istri-istrinya, tetapi mempergaulinya dengan makruf. Demikian pula terhadap seluruh anggota keluarganya. Ini semua menjadi teladan bagi kita semua, semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk selalu berupaya dan mampu meneladani Rasulullah Saw. dalam segala hal, termasuk dalam kehidupan berumah tangga, sebagai bukti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Aamiin. Wallahu a’lam bishshawwab. [MNews/Juan-Gz] Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!

apa yang dikehendaki allah dalam keluarga